Kamis, 16 Juni 2011

. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM MUSCULOSKELETAL



Muskuloskeletal terdiri atas :
Mu sk u l e r /Ot o t
: Otot, tendon,dan ligamen
Sk e l e t al /R a n gk a
: Tulang dan sendi
1. Muskuler/Otot
1.1 Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas
untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi
atau meregang

Jenis-jenis otot
a) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan
lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-
serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai
banyak nukleus ditepinya.
Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan
bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang
disebut dengan myofibril.
Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya :
yang kasar terdiri dari protein myosin
yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
b) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-
myofilamen
http://html.scribd.com/fie137c775r2pa8/images/3-d2becd89cf/000.jpg
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,
pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan
dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
c) Otot Jantung
Merupakan otot lurik
Disebut juga otot seran lintang involunter
Otot ini hanya terdapat pada jantung
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
Mirip dengan otot skelet
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Kerja Otot
Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
1.2 Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
1.3 Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral
yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan

http://htmlimg3.scribdassets.com/fie137c775r2pa8/images/5-521515f2f9/000.jpghttp://htmlimg3.scribdassets.com/fie137c775r2pa8/images/5-521515f2f9/000.jpg
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan
memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Gambar.3
Ligamen
2. Skeletal
2.1 Tulang/ Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-
Melekat pada tulang
4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu
jaringan pembentuk darah.
5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah
misalnya.
6. Hemopoesis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

hlman 1ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL  ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL ________________________________________ ANATOMI DAN FISIOLOGI  Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, sendi, otot dan jaringan konektif yang berhubungan (kartilago, tendon dan ligamen).  SISTEM RANGKA  Dipelihara oleh “Sistem Haversian” yaitu sistem yang berupa rongga yang di tengahnya terdapat pembuluh darah.  Terjadi proses pembentukan jaringan tulang baru dan reabsorpsi jaringan tulang yang telah rusak.  FUNGSI TULANG 1. Menyokong memberikan bentuk 2. Melindungi organ vital. 3. Membantu pergerakan. 4. Memproduksi sel darah merah pada sumsum. 5. Penyimpanan garam mineral.  PEMBAGIAN TULANG 1. Tulang axial ( tulang pada kepala dan badan) Seperti : tl. tengkorak, tl. vertebrae, tl. rusuk dan sternum. 2. Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki) Seperti : extremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan), extremitas bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki)  HISTOLOGI TULANG  Ada 2 tipe tulang : a. Kompaktum → kuat, tebal, padat. b. Kankellous → lebih kopong, renggang  Di antara lapisan tersebut terdapat ruang kecil → “lacuna”  Cairan yang mengisi “Osteocyte”  Osteocyte adalah sel pembentuk tulang.  Osteoblast (sel pembentuk) dan osteoclast (reabsorbsi tulang).  Suplai darah pada tulang didapat dari arteriole sepanjang kanal Haversin.  Tulang juga dipersyarafi oleh syaraf-syaraf.  KLASIFIKASI TULANG BERDASARKAN BENTUKNYA 1. Tulang panjang (tl. humerus, radius), mengandung epifisis, kartilago artikular, diafisis, periosteum dan rongga medular. Epifisis : Terletak di pangkal tulang panjang. Pada bagian ini otot berhubungan dengan tulang dan membuat sendi menjadi stabil. Kartilage artikular : Membungkus pangkal tulang panjang dan membuat permukaan tulang panjang menjadi halus. Diafisis : Bagian tulang panjang yang utama memberikan struktural pada tubuh. Metafisis : Bagian tulang yang mengembang di antara epifisis dan diafisis. Periosteum : Jaringan konektif fibrosa yang membungkus tulang. R. medular : Terletak di tengah-tengah diafisis.  2. Tulang pendek seperti karpal, tarsal 3. Tulang pipih, melindungi organ tubuh dan sebagai tempat melekatnya otot. 4. Tulang sesamoid, bentuknya kecil, melingkar, berhubungan dengan sendi dan melindungi tendon, seperti patela.  SISTEM ARTIKULAR  Artikulasi/persendian : hubungan antara dua tulang atau lebih.  Namun tidak semua persendian dapat melakukan pergerakan : 1) Synarthrosis : - Sendi yang tidak dapat melakukan pergerakan sama sekali 2) Amphiarthrosis : - Sendi dengan pergerakan sedikit/terbatas, seperti tl. simphisis pubis 3) Diarthrosis ( Sendi Sinovial )  - Sendi dapat bergerak bebas. - Sendi ini mengandung : a. Rongga artikular (ruang dengan membran sinovial, memproduksi cairan sinovial untuk melicinkan sendi) b. Ligamen c. Kartilago - Sendi ini dapat melakukan gerakan : a. Protraksi (gerakan bagian tubuh ke arah depan/maju seperti pergerakan mandibula) b. Fleksi/ekstensi dll.  SISTEM MUSKULAR  40-50 % BB manusia.  Pergerakan terjadi karena adanya kontraksi.  Tipe-tipe otot : 1) Otot jantung 2) Otot polos 3) Otot lurik atau rangka.  KARTILAGE  Kartilage adalah jaringan konektif yang tebal yang dapat menahan tekanan.  Kartilage umum terdapat pada tulang embrio  Umumnya kartilage ini berubah secara bertahap menjadi tulang dengan proses ossifikasi tetapi beberapa kartilage tidak berubah setelah dewasa..  LIGAMEN DAN TENDON  Ligamen dan tendon tersusun dari jaringan konektif fibrosa yang tebal, mengandung serabut kolagen dalam jumlah yang sangat besar. Tendon menghubungkan otot ke tulang.  Tendon merupakan perpanjangan dari pembungkus otot yang berhubungan langsung dengan periosteum.  Ligamen menghubungkan tulang dan sendi dan memberikan kestabilan pada saat pergerakan.  ________________________________________ FRAKTUR ________________________________________ DEFINISI :  Hilangnya kesinambungan substansi tulang dengan atau tanpa pergeseran fragmen-fragmen fraktur.  Terputusnya hubungan/kontinuitas jaringan tulang.  SEBAB : a. Trauma :  • Langsung (kecelakaan lalulintas) • Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang ) b. Patologis : Metastase dari tulang c. Degenerasi d. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat.  JENIS FRAKTUR a. Menurut jumlah garis fraktur : • Simple fraktur (terdapat satu garis fraktur) • Multiple fraktur (terdapat lebih dari satu garis fraktur) • Comminutive fraktur (banyak garis fraktur/fragmen kecil yang lepas)  b. Menurut luas garis fraktur : • Fraktur inkomplit (tulang tidak terpotong secara langsung) • Fraktur komplit (tulang terpotong secara total) • Hair line fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga tidak ada perubahan bentuk tulang)  c. Menurut bentuk fragmen : • Fraktur transversal (bentuk fragmen melintang) • Fraktur obligue (bentuk fragmen miring) • Fraktur spiral (bentuk fragmen melingkar)  d. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar : • Fraktur terbuka (fragmen tulang menembus kulit), terbagi 3 : I. Pecahan tulang menembus kulit, kerusakan jaringan sedikit, kontaminasi ringan, luka <1 cm. II. Kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih besar, luka >1 cm. III. Luka besar sampai ± 8 cm, kehancuran otot, kerusakan neurovaskuler, kontaminasi besar. • Fraktur tertutup (fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar)  TANDA KLASIK FRAKTUR 1. Nyeri 2. Deformitas 3. Krepitasi 4. Bengkak 5. Peningkatan temperatur lokal 6. Pergerakan abnormal 7. Ecchymosis 8. Kehilangan fungsi 9. Kemungkinan lain.  PATOFISIOLOGI   Fraktur ↓ Periosteum, pembuluh darah di kortek  dan jaringan sekitarnya rusak ↓ • Perdarahan • Kerusakan jaringan di ujung tulang ↓ Terbentuk hematom di canal medula ↓ Jaringan mengalami nekrosis ↓ Nekrosis merangsang terjadinya peradangan, ditandai : 1. Vasodilatasi 2. Pengeluaran plasma 3. Infiltrasi sel darah putih   TAHAP PENYEMBUHAN TULANG 1. Haematom :  Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan haematom  Setelah 24 jam suplay darah ke ujung fraktur meningkat  Haematom ini mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi selama penyembuhan tapi berubah dan berkembang menjadi granulasi.  2. Proliferasi sel :  Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar fraktur  Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis berlangsung terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang.  Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase granulasi membentuk collar di ujung fraktur.  3. Pembentukan callus :  Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan terbentuk callus.  Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari pembentukan callus.  Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga diameter tulang melebihi normal.  Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan, sementara itu terus meluas melebihi garis fraktur.  4. Ossification  Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya penumpukan garam kalsium dan bersatu di ujung tulang.  Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar, kemudian bagian dalam dan berakhir pada bagian tengah  Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.  5. Consolidasi dan Remodelling  Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari aktivitas osteoblast dan osteoklast.  KOMPLIKASI 1. Umum :  Shock  Kerusakan organ  Kerusakan saraf  Emboli lemak  2. D i n i :  Cedera arteri  Cedera kulit dan jaringan  Cedera partement syndrom.  3. Lanjut :  Stffnes (kaku sendi)  Degenerasi sendi   Penyembuhan tulang terganggu : o Mal union o Non union o Delayed union o Cross union  TATA LAKSANA 1. Reduksi untuk memperbaiki kesegarisan tulang (menarik).  2. Immobilisasi untuk mempertahankan posisi reduksi, memfasilitasi union :  Eksternal → gips, traksi  Internal → nail dan plate  3. Rehabilitasi, mengembalikan ke fungsi semula.   ASUHAN KEPERAWATAN 1. Riwayat perjalanan penyakit. 2. Riwayat pengobatan sebelumnya. 3. Pertolongan pertama yang dilakukan  4. Pemeriksaan fisik :  Identifikasi fraktur  Inspeksi  Palpasi (bengkak, krepitasi, nadi, dingin)  Observasi spasme otot.  5. Pemeriksaan diagnostik :  Laboratorium (HCt, Hb, Leukosit, LED)  RÖ  CT-Scan  6. Obat-obatan : golongan antibiotika gram (+) dan gram (-)  Penyakit yang dapat memperberat dan mempermudah terjadinya fraktur : a. Osteomyelitis acut b. Osteomyelitis kronik c. Osteomalacia d. Osteoporosis e. Gout f. Rhematoid arthritis PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DATA SUBYEKTIF  Data biografi  Adanya nyeri, kekakuan, kram, sakit pinggang, kemerahan, pembengkakan, deformitas, ROM, gangguan sensasi.   Cara PQRST : o Provikatif (penyebab) o Quality (bagaimana rasanya, kelihatannya) o Region/radiation (dimana dan apakah menyebar) o Severity (apakah mengganggu aktivitas sehari-hari) o Timing (kapan mulainya)   Pengkajian pada sistem lain o Riwayat sistem muskuloskeletal, tanyakan juga tentang riwayat kesehatan masa lalu. o Riwayat dirawat di RS o Riwayat keluarga, diet. o Aktivitas sehari-hari, jenis pekerjaan, jenis alas kaki yang digunakan o Permasalahan dapat saja baru diketahui setelah klien ganti baju, membuka kran dll.  DATA OBYEKTIF  Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot  Bandingakan dengan sisi lainnya.  Pengukuran kekuatan otot (0-5)  Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada kontra indikasi.  Kyposis, scoliosis, lordosis.  PROSEDUR DIAGNOSTIK 1. X-ray dan radiography 2. Arthrogram (mendiagnosa trauma pada kapsul di persendian atau ligamen). Anestesi lokal sebelum dimasukkan cairan kontras/udara ke daerah yang akan diperiksa. 3. Lamnograph (untuk mengetahui lokasi yang mengalami destruksi atau mengevaluasi bone graf). 4. Scanograph (mengetahui panjang dari tulang panjang, sering dilakukan pada anak-anak sebelum operasi epifisis). 5. Bone scanning (cairan radioisotop dimasukkan melalui vena, sering dilakukan pada tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur). 6. MRI 7. Arthroscopy (tindakan peneropongan di daerah sendi) 8. Arthrocentesis (metode pengambilan cairan sinovial)  MASALAH-MASALAH YANG UMUM TERJADI  1. Gangguan dalam melakukan ambulasi. • Berdampak luas pada aspek psikososial klien. • Klien membutuhkan imobilisasi → menyebabkan spasme otot dan kekakuan sendi • Perlu dilakukan ROM untuk menguragi komplikasi : - Kaki (fleksi, inverse, eversi, rotasi) - Pinggul (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi) - Lutut (ekstensi) - Jari-jari kaki (ektensi, fleksi)  2. Nyeri; tindakan keperawatan : • Merubah posisi pasien • Kompres hangat, dingin • Pemijatan • Menguragi penekanan dan support social  • Apabila nyeri di sendi, perlu dikaji : - Kejadian sebelum terjadinya nyeri - Derajat nyeri pada saat nyeri pertama timbul - Penyebaran nyeri - Lamanya nyeri - Intensitas nyeri, apakah menyertai pergerakan - Sumber nyeri - Hal-hal yang dapat mengurangi nyeri.  3. Spasme otot • Spasme otot (kram/kontraksi otot involunter) • Spasme otot dapat disebabkan iskemi jaringan dan hipoksia.  • Tindakan keperawatan : a. Rubah posisi b. Letakkan guling kecil di bawah pergelangan kaki dan lutut c. Berikan ruangan yang cukup hangat d. Hindari pemberian obat sedasi berat → dapat menurunkan aktivitas pergerakan selama tidur e. Beri latihan aktif dan pasif sesuai program  INTERVENSI 1. Istirahat • Istirahat adalah intervensi utama • Membantu proses penyembuhan dan meminimalkan inflamasi, pembengkakan dan nyeri. • Pemasangan bidai/gips.  2. Kompres hangat • Rendam air hangat/kantung karet hangat • Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan  • Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah : o Perlunakan jaringan fibrosa o Membuat relaks otot dan tubuh o Menurunkan atau menghilangkan nyeri o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.  3. Kompres dingin • Metoda tidak langsung seperti cold pack • Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic • Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma  • Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot • Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis • Tidak sampai > 30 menit.   TRAKSI ________________________________________ PRINSIP PEMASANGAN TRAKSI 1. Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik. 2. Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan. 3. Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus. 4. Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol. 5. Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai. 6. Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.  KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSI 1. Menurunkan nyeri spasme 2. Mengoreksi dan mencegah deformitas 3. Mengimobilisasi sendi yang sakit  KERUGIAN PEMAKAIAN TRAKSI 1. Perawatan RS lebih lama 2. Mobilisasi terbatas 3. Penggunaan alat-alat lebih banyak.  BEBAN TRAKSI 1. Dewasa = 5 - 7 Kg 2. Anak = 1/13 x BB  MACAM-MACAM PEMAKAIAN TRAKSI 1. Traksi kulit/skin traksi • Penarikan tulang yang patah melalui kulit dengan menggunakan skin traksi, plester • Ex. : traksi Buck, traksi Bryant.  2. Traksi tulang/traksi skeletal • Penarikan tulang yang mengalami fraktur melalui tulang • Ex. : traksi Russel  JENIS TRAKSI 1. Traksi kulit Buck’s • Traksi yang paling sederhana dan dipasang untuk jangka waktu yang pendek.  • Indikasi : o Untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum dioperasi o Digunakan pada anak.  • Komplikasi : o Perban elastis dapat mengganggu sirkulasi o Timbul alergi kulit o Dapat timbul ulserasi akibat tekanan pada maleolus o Pada lansia, traksi yang berlebihan dapat merusak kulit yang rapuh.  2. Traksi Russell’s • Modifikasi dari traksi Buck’s • Digunakan untuk fraktur lutut • Digunakan pada orang dewasa • Komplikasi : o Perlu bedrest → decubitus, pneumoni o Penderita bergerak, beban turun → traksi tidak adekuat o Infeksi  3. Cervical traksi • Digunakan pada fraktur cervical, maxillaries, clavicula • Beban 4-6 pounds  • Komplikasi : o Dapat terjadi gangguan integritas kulit o Alergi o Klien tidak nyaman dan melelahkan  4. Pelvic traksi • Digunakan pada dislokasi dan fraktur pelvis, fraktur tulang belakang  DETEKSI DINI KOMPLIKASI • Yang mungkin terjadi pada fraktur 1. Emboli paru, gejala : o Nyeri dada o Dispnea o Nadi cepat dan lemah  2. Emboli lemak → ss. Tulang dan kerusakan jaringan ↓ system pernapasan ↓ - perubahan status mental - tacycardi  3. Ganggren → infeksi anaerob → bakteri Clostridium welchii Gejala : gg. mental, demam, TD↓, RR ↑  ________________________________________ G I P S ________________________________________ INDIKASI 1. Immobilisasi dan penyangga fraktur 2. Stabilisasi dan istirahatkan 3. Koreksi deformitas 4. Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi 5. Membuat cetakan tubuh orthotik  • Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. • Penggunaan gips sesudah operasi lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien ditraksi.  YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMASANGAN GIPS 1. Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan 2. Gips patah tidak bisa digunakan 3. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien. 4. Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada luka 5. Untuk mencegah masalah pada gips : • Jangan merusak atau menekan gips • Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips/menggaruk. • Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.  WINDOWS Dilakukan untuk : 1. Memeriksa luka 2. Membuka jahitan 3. Memeriksa adanya penekanan 4. Membuang/mengangkat benda asing 5. mengurangi penekanan.  PEMBUKAAN 1. Dibuat garis terlebih dahulu 2. Mata gergaji hanya memotong benda yang keras 3. Pemotongan dihentikan bila pasien merasa kepanasan 4. Selama pemotongan, mata gergaji ditekan dengan lembut 5. Pada saat memotong, anggota ekstremitas harus disangga. 6. Cuci dan keringkan, beri pelembab 7. Ajarkan aktivitas bertahap.

SISTEM MUSKULOSKELETAL



SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM
MUSCULOSKELETAL
Muskuloskeletal terdiri atas :
Mu sk u l e r /Ot o t
: Otot, tendon,dan ligamen
Sk e l e t al /R a n gk a
: Tulang dan sendi
1. Muskuler/Otot
1.1 Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas
untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi
atau meregang

Jenis-jenis otot
a) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan
lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-
serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai
banyak nukleus ditepinya.
Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan
bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang
disebut dengan myofibril.
Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya :
yang kasar terdiri dari protein myosin
yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
b) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-
myofilamen
http://html.scribd.com/fie137c775r2pa8/images/3-d2becd89cf/000.jpg
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,
pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan
dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
c) Otot Jantung
Merupakan otot lurik
Disebut juga otot seran lintang involunter
Otot ini hanya terdapat pada jantung
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
Mirip dengan otot skelet
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Kerja Otot
Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
1.2 Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
1.3 Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral
yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan

http://htmlimg3.scribdassets.com/fie137c775r2pa8/images/5-521515f2f9/000.jpghttp://htmlimg3.scribdassets.com/fie137c775r2pa8/images/5-521515f2f9/000.jpg
Copyrighta n a kf kmu i™ 2009. All Right Reserved kamikaze.rzk@gmail.com
Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan
memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Gambar.3
Ligamen
2. Skeletal
2.1 Tulang/ Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-
Melekat pada tulang
4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu
jaringan pembentuk darah.
5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah
misalnya.
6. Hemopoesis